Kupang, – Suasana meriah Pawai Paskah Pemuda GMIT di Kota Kupang mendadak berubah haru. Ribuan peserta yang memadati jalan protokol, lengkap dengan kostum, nyanyian rohani, dan mobil hias, tiba-tiba diminta berhenti dan hening sejenak.
Dari atas mimbar utama, panitia mengumumkan kabar duka yang mengguncang dunia: Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik, wafat pagi ini di Vatikan.
Tanpa dikomando, musik perlahan dikecilkan. Langkah peserta terhenti. Semua kepala tertunduk.
“Mari kita naikkan doa untuk Paus Fransiskus,” ujar panitia, dengan suara berat di tengah kerumunan yang kini sunyi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Momen langka ini viral di media sosial. Mobil-mobil hias yang semula beriringan pun turut berhenti. Warga yang menonton di pinggir jalan ikut terdiam. Kamera menangkap Gubernur NTT Melki Laka Lena, Ketua DPRD Emelia Nomleni, dan Ketua Panitia Yeskiel Loudoe berdiri hening, tangan terlipat, mata terpejam.
Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun setelah sempat dirawat karena bronkitis kronis. Duka mendalam diumumkan langsung oleh Kardinal Kevin Farrell:
“Pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Paus Fransiskus, kembali ke rumah Bapa.”
Di tengah semangat Paskah yang penuh sukacita, Kupang menunjukkan wajah toleransi yang tulus. Sebuah pesan kuat bahwa iman tak membatasi empati.***
Penulis : Djohanes Julius Bentah










