GOINTAINEWS.ID – Menjelang peringatan hari ulang tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Provinsi Gorontalo meraih capaian bersejarah dengan dianugerahi Provinsi Layak Anak (Provila) 2025 oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) RI.
Penghargaan tersebut diserahkan pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 di Jakarta, Jumat (8/8/2025), dan menjadi momentum istimewa bagi Gorontalo. Tahun ini, provinsi yang dikenal sebagai “Serambi Madinah” itu bergabung bersama 12 provinsi lainnya yang lolos seleksi ketat berdasarkan 24 indikator penilaian.
Indikator tersebut mencakup lima kluster hak anak, yaitu: hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dan kesejahteraan dasar, pendidikan dan pemanfaatan waktu luang, serta perlindungan khusus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail, didampingi Kepala Dinas PPPA Yana Suleman, menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama seluruh pihak yang berkontribusi.
“Ini adalah hasil kolaborasi yang solid antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, organisasi masyarakat, dan warga. Predikat ini bukan sekadar penghargaan, melainkan amanah untuk menjamin hak-hak anak di Gorontalo”, ujarnya.
Gusnar menegaskan, keberhasilan ini sejalan dengan sejumlah regulasi nasional, seperti UUD 1945 Pasal 17 Ayat (3), Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2021 tentang Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak, serta Peraturan Menteri PPPA Nomor 4 Tahun 2020 tentang penyelenggaraan Kabupaten/Kota Layak Anak. Ia menilai, pencapaian ini membuktikan bahwa kebijakan pusat dapat diimplementasikan secara nyata di tingkat daerah.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa tantangan ke depan akan semakin besar. Menurutnya, Gorontalo harus mampu mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas perlindungan anak, mulai dari pencegahan kekerasan, penghapusan perkawinan anak, pemenuhan hak pendidikan, hingga menciptakan lingkungan yang aman dan ramah anak.
“Kita tidak boleh berpuas diri. Semua pihak harus terus bersinergi untuk mencegah kekerasan, menghapus perkawinan anak, memastikan akses pendidikan, dan menciptakan lingkungan yang aman serta ramah anak,” tegasnya.
Gubernur juga menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap pengaruh negatif gawai dan pola asuh yang kurang tepat.
“Predikat Provila adalah komitmen jangka panjang. Anak-anak bukan sekadar objek, tetapi subjek utama pembangunan. Kita harus memastikan mereka tumbuh sehat, cerdas, berdaya dan bahagia”, tutupnya.










