BOLMUT – Memperingati Hari Ulang Tahun ke-18 Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), gagasan membangun Museum Mini Pemekaran mengemuka sebagai langkah strategis melestarikan sejarah lokal dan memperkuat identitas generasi muda.
Hal ini disampaikan langsung Donal Lamunte, tokoh muda Bolmut, dalam menyambut momentum refleksi HUT Bolmut, pada Senin (13/5/2025).
Menurutnya, sejarah perjuangan pemekaran daerah tak boleh terlupakan, apalagi hanya menjadi ingatan segelintir orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pemekaran bukan sekadar urusan administratif, tetapi hasil dari perjuangan panjang rakyat dan tokoh-tokoh lokal demi keadilan sosial dan kemandirian,” kata Donal.
Ia menyoroti kondisi generasi muda saat ini yang semakin jauh dari nilai-nilai sejarah dan budaya. Banyak dari mereka tidak mengenal tokoh penting daerah, tidak memahami kronologi pemekaran, dan belum menyadari makna perjuangan pendirian Bolmut.
Museum Sebagai Ruang Hidup Sejarah
Donal menyebut museum mini bukan sekadar tempat menyimpan artefak, melainkan ruang hidup untuk belajar, merenung, dan mengambil inspirasi. Museum ini diharapkan menampilkan narasi perjuangan secara visual dan interaktif, seperti infografis, arsip, testimoni, hingga teknologi digital berbasis QR Code.
Adapun beberapa keuntungan pembangunan museum mini di antaranya:
- Pelestarian sejarah lokal, terutama arsip dan dokumen perjuangan pemekaran.
- Edukasi generasi muda agar memahami jati diri daerah.
- Penghormatan kepada para tokoh yang selama ini belum mendapat pengakuan luas.
- Peningkatan rasa cinta terhadap daerah.
- Pengembangan wisata edukatif berbasis sejarah lokal.
- Penyediaan dokumentasi resmi untuk penelitian dan referensi pemerintah.
- Pusat kegiatan sosial-budaya seperti diskusi, peluncuran buku, hingga pemutaran film dokumenter.
Rencana Konsep dan Lokasi Museum
Museum ini diusulkan berlokasi strategis—di sekitar Kantor Bupati, taman kota, atau titik-titik penting perjuangan masa lalu. Konsep ruangannya dirancang atraktif, mulai dari zona sejarah pemekaran, zona tokoh pejuang, zona dokumentasi, artefak demo, hingga pojok refleksi untuk generasi muda.
Fitur tambahan yang dirancang mencakup galeri multimedia, QR Code interaktif, layanan tur sejarah oleh pelajar, serta program pameran tokoh lokal secara bergilir.
Manajemen dan Strategi Promosi
Museum ini dirancang untuk dikelola oleh Dinas Pariwisata atau Kebudayaan, dengan melibatkan komunitas lokal, keluarga tokoh, dan pembiayaan dari APBD, CSR, maupun hibah kebudayaan.
Sementara strategi promosi mencakup program kunjungan wajib bagi pelajar, kampanye digital, festival sejarah, hingga seminar kebudayaan.
“Pemerintah daerah perlu melihat museum mini ini sebagai investasi peradaban. Sebab, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya,” tegas Donal.
Ia pun menutup gagasannya dengan ucapan selamat ulang tahun ke-18 bagi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, seraya berharap daerah ini makin maju dan rakyatnya makin sejahtera.
Penulis : IB










